Saat ini dunia telah memasuki abad Quantum. Segala sesuatu bisa terjadi
secara instan dan begitu cepat. Banyak istilah Quantum yang
bermunculan. Di dunia pendidikan kita mengenal Quantum Learning dan
Quantum Teaching yang merupakan suatu metode percepatan dalam
pembelajaran. Metode Quantum ini mengarah kepada cara memaksimalkan
penggunaan otak kiri dan kanan, yaitu bagaimana membuat suatu lompatan
proses belajar yang lebih cepat daripada metode konvensional.
Namun, ketenaran istilah Quantum ternyata tidak hanya dimonopoli oleh
dunia pendidikan, tapi hampir segala bidang seperti dunia bisnis,
manajemen, dunia anak, termasuk dunia spritual, sehingga kita mengenal
perpaduan istilah Quantum dengan beragam kata-kata lain seperti Quantum
Bisnis, Manajemen Quantum, Quantum do’a, Quantum Power, Quantum Energi,
Quantum Ikhlas, dan lain sebagainya.
Pada tulisan ini, kita akan membahas korelasi antara Ilmu Sains dan
Ilmu Sosial (Humanistis) yaitu Fisika Quantum dalam pengembangan
kepribadian diri (Self Development) dengan pendekatan metode
Quantum Ikhlas. Metode Quantum Ikhlas sendiri diperkenalkan oleh Erbe
Sentanu yang merupakan suatu metode pengembangan diri dan meraih
kesuksesan melalui manajemen gelombang frekuensi jantung dan perasan
hati serta mengeksplorasi kesadaran kuantum agar bisa merasakan
kebahagiaan dan mewujudkan impian secara cepat.
Terlebih dahulu penulis akan membahas tentang latar belakang
perkembangan fisika kuantum dan selanjutnya membahas korelasi antara
fisika kuantum dengan kehidupan dan hal-hal yang bersifat humanistis dan
bagaimana pengaruh hukum tarik-menarik. Dan penulis juga membahas
sekilas tentang Quantum Ikhlas. Harapan penulis, semoga pembaca dapat
mengambil manfaat dari tulisan ini.
PEMBAHASAN
fisika klasik dan fisika kuantum
Di dalam fisika terdapat dua pandangan, yaitu fisika klasik dan fisika
kuantum. Fisika klasik dipelopori oleh Newton, sehingga disebut juga
dengan pandangan fisika Newtonian. Konsep dari fisika Newtonian adalah
analitik, mekanistik dan deterministik. Dimana fenomena fisika yang
kita temui dalam kehidupan sehari-hari dan yang ada di semesta dibahas
secara makroskopis (dalam skala makro) dan dapat diuraikan secara
analitik berdasarkan hukum-hukum fisika yang pasti. Bila keadaan awal
diketahui dan semua medan gaya yang berpengaruh diperhitungkan maka
perilaku suatu benda (posisi dan momentum, energi, dst) untuk waktu
berikutnya dapat ditentukan. Hukum fisika ini dapat diterapkan mulai
dari hal sederhana seperti jatuhnya buah apel hingga untuk perhitungan
posisi planet-planet dalam tatasurya. Salah satu contoh yang
menakjubkan dari hasil perhitungan Fisika Newtonian ini adalah ramalan
tentang waktu gerhana bulan atau matahari sampai dalam orde detik dan
ternyata cocok dengan hasil pengamatan.
Cara berfikir fisika klasik ini telah memicu kemajuan teknologi yang
dimulai dengan revolusi industri di Eropa. Mesin-mesin dirancang dengan
disain berdasarkan perhitungan analitik-mekanismitik yang pasti. Dan
dalam tatanan filosofi, alam semesta merupakan mesin raksasa yang
berputar secara terus menerus dan dapat diprediksi.
Pada akhir abad ke 19, para ilmuwan mulai membuat peralatan untuk
investigasi benda-benda atom yang sangat kecil. Mereka menemukan sesuatu
yang membingungkan. Konsep fisika Newtonian tidak mampu lagi
menjelaskan atau memprediksi apa yang mereka temukan di laboratorium.
Ternyata kesuksesan fisika Newtonian hanya berlaku pada dunia
makroskopis sebatas benda yang kasat mata dan bergerak dengan kecepatan
jauh di bawah kecepatan cahaya. Fisika klasik terbukti gagal untuk
menjelaskan fenomena mikroskopik pada skala atom. Sejak itu, muncul
ilmu fisika modren yang meliputi fisika kuantum yang dipelopori oleh
Bohr, Heisenberg, Schodinger dan lain-lain, dan teori relativitas yang
diungkapkan Einstein.
Fisika kuantum mempunyai implikasi yang sangat luas pada perubahan
peradaban manusia. Penjelasan tentang atom, molekul dan zat padat telah
melahirkan material semikonduktor, laser, dan chips mikroskopis yang
menghasilkan akselerasi kemajuan di bidang teknologi dan informasi.
Implikasi filosofis fisika kuantum lebih dasyat diantaranya tentang
prinsip ketidakpastian Heisenberg dan participating observer
(hasil eksperimen tergantung pada pengamat dan suatu realitas tidak akan
terjadi sebelum kita benar-benar mengamatinya) sehingga pada dunia
subatomik, hukum fisika tidak lagi merupakan suatu kepastian, tetapi
gerak partikel diatur oleh konsep probabilitas.
Dalam teori kuantum setiap keadaan partikel (posisi, momentum, energi,
dst) dihubungkan berdasarkan suatu eksperimen. Ketika formulasi telah
dirumuskan maka perilaku partikel dapat diprediksi. Schrodinger
menunjukan bahwa perilaku partikel dapat ditunjukan oleh sebuah
persamaan matematis gelombang. Namun, persamaan ini tidak memberikan
informasi apapun tentang keadaan partikel sebelum suatu eksperimen
benar-benar dilakukan, dengan kata lain persamaan tersebut meramalkan
dua hasil kemungkinan secara sepadan. Dalam percobaan celah ganda,
tampak bahwa hasil pengamatan tergantung kepada cara eksperimen
dilakukan. Partikel tersebut tidak punya sifat ”asli”. Dan dalam sebuah
eksperimen lain yang dikenal dengan kucing Schrodinger (Dewiit, 1970)
bahwa partikel mempunyai sifat dualisme yaitu bisa dipandang sebagai
partikel dan sebagai gelombang yang disebut dengan dualisme gelombang
partikel merupakan konsekuensi pengembangan teori Kuantum.
Pandangan yang menunjukan indeterminisme ini menimbulkan kontroversi
yang cukup ramai di kalangan ilmuwan. Bahkan Einstein yang pada awal
turut serta membangun teori Kuantum (pada kasus efek fotolistrik)
menentang konsekuensi filosofis teori Kuantum ini, sampai-sampai dia
berucap ”Tuhan tidak bermain dadu”. Dalam debat melawan Bohr dan
kawan-kawan, argumentasi Einstein tentang determinisme selalu dapat
dipatahkan. Sehingga sampai saat ini teori Kuantum yang meskipun ”agak
edan” tetapi terbukti merupakan teori yang dapat menerangkan dunia
mikroskopis dan mempunyai manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Memasuki Realitas Kuantum
Apa sebenarnya yang akan terjadi ketika sebuah benda dibelah
terus-menerus hingga ke tingkat materi yang sangat kecil. Dan materi
terkecil itu pun terus dibelah dengan alat pemecah atom partikel accelerator
?. Berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan fisika
kuantum, dapat dijelaskan bahwa suatu benda padat merupakan kumpulan
dari molekul. Sementara molekul itu berasal dari semua atom dan
partikelnya. Dan partikel subatom yang sangat kecil itu berasal dari
suatu energi vibrasi (getaran) halus yang dinamakan quark, string atau biasa disebut quanta yang ”tak tampak” wujudnya.
Segala sesuatu di seluruh alam semesta ini merupakan bagian dari energi quanta. Apapun yang kita lihat di sekeliling kita tersusun dari energi quanta. Di level quanta
semua benda sebenarnya menyatu dan tidak terpisah. Jika semua benda
diinvestigasi dari dekat-dengan mikroskop nuklir misalnya-maka tampak
jelas bahwa mereka tidaklah padat sama seklai, melainkan terdiri dari
rongga-ronga yang berisi getaran energi quanta yang bergerak
sedemikian cepatnya sehingga ”terlihat” padat oleh indra penglihatan
kita dan ”terasa” padat oleh indra peraba kita. Seperti film kartun yang
tampak bergerak di layar TV padahal sebenarnya merupakan kumpulan
gambar tak bergerak yang dipaparkan secara cepat sehingga terlihat
hidup. Inilah yang disebut ilusi atau kefanaan.
Hal yang menarik dari realitas kuantum ini adalah bahwa pada level yang
semakin dalam dan halus, energi yang dikandungnya justru semakin
besar. Energi nuklir yang lebih halus misalnya, berjuta-juta kali lebih
dahsyat dibandingkan energi kimia. Kekuatan kuantum adalah kekuatan
alam yang belum banyak dimanfaatkan secara tepat oleh kebanyakan orang.
Padahal realitas kuantumlah yang harus kita ubah sebelum realitas
fisiknya bisa kita lihat dan nikmati. Dan realitas kuantumlah ini
sebenarnya yang kita akses dan kita olah dalam kehidupan keseharian
kita. Kemudian, muncul pertanyaan bagaimana unsur quanta ini
memberi andil bagi kehidupan kita, bagaimana cara kerjanya pada pikiran,
perasaan dan terkabulnya pengharapan kita pada sesuatu hal? Bisakah
kita mengatur energi ini untuk mengubah nasib menuju lebih baik?
Hukum Tarik Menarik (The Law of Attraction)
Seperti yang telah dijelaskan oleh Fisika Kuantum, seluruh isi alam
pada intinya hanyalah getaran vibrasi semata. Getaran gelombang vibrasi
bertingkat dari getaran yang paling lambat sampai getaran yang paling
cepat. Benda memiliki gelombang yang paling lambat getarannya adalah
semua yang bisa diraba, dilihat, dikecap, dicium dan didengar. Dan benda
yang gelombang getarannya paling cepat ialah realitas yang ghaib
(tidak tampak) dan hanya bisa dirasakan seperti kebahagiaan, cinta dan
kasih sayang. Semua benda yang tidak tampak seperti pikiran dan
perasaan memiliki getaran vibrasi yang lebih cepat dan lebih kuat. Dan
siapa yang terampil menggunakannya akan memiliki kehidupan yang lebih
mudah dan lebih baik keadaannya.
Untuk meraih dan menikmati sukses hidup yang total tanpa hambatan,
kita perlu menyadari bahwa hidup dapat dianalogikan seperti seorang
pelukis yang dihadiahi sebuah kanvas maha besar lengkap dengan semua
peralatan gambar yang dibutuhkan. Kita bebas melukiskan apa saja yang
ingin kita buat. Apakah lukisan yang indah dan bermakna atau lukisan
yang jelek dan tidak bermakna.
Demikian pula halnya dengan alam semesta, sesuai dengan teori quantum
bahwa inti dari alam semesta pada dasarnya adalah getaran vibrasi
semata. Apa yang kita pikirkan dan yang kita lakukan akan memancarkan
getaran yang nantinya akan menciptakan gelombang kepada alam semesta dan
selanjutnya alam akan merespon sesuai dengan yang kita pancarkan.
Hukum daya tarik menarik (The Law of Attraction)
menyatakan bahwa ” Sesuatu akan menarik pada dirinya segala hal yang
satu sifat dengannya.” Dan Elizabeh Towne juga menyatakan bahwa manusia
adalah magnet, dan setiap detail peristiwa yang dialaminya datang atas
daya-tarik (undangan)nya sendiri. Ini menjelaskan bahwa diri kita
adalah sebuah magnet besar yang selalu menarik apa saja sesuai dengan
fokus dari apa yang sedang kita pikirkan dan rasakan. Sehingga jika kita
berpikir kesulitan, kita tidak akan bisa menarik kemudahan Jika kita
berfikir kekurangan, kita tidak bisa menarik kekayaan. Jika kita
berpikir gemuk, kita tidak bisa menarik kurus. Oleh karena hal tersebut
bertentangan dengan hukum tarik-menarik yang berlaku. Jadi biasakanlah
diri kita dengan hukum tarik-menarik sehingga kita dapat menggunakan
dengan sengaja untuk menarik segala sesuatu yang kita inginkan.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kita sebenarnya ikut menciptakan
kenyataan hidup kita sendiri, apapun kenyataan yang terjadi. Melalui
kekuatan hukum tarik-menarik kita menarik apa pun yang paling sering
kita pikirkan, apakah kita menginginkannya atau tidak. Jadi, jika kita
selalu memikirkan apa ”yang kita suka”, hidup kita akan dipenuhi oleh
hal itu. Dan sebaliknya, jika kita selalu memikirkan hal-hal ”yang
tidak kita suka” maka yang akan terjadi dalam hidup kita pun akan
mencerminkan hal itu.
Tuhan selalu mengabulkan doa setiap orang. Dan Ia mengabulkan doa yang
ada di hati manusia, bukan yang terucap di mulut. Yang ada di hati
adalah sama dengan apa yang selalu kita pikirkan (fokuskan). Jadi,
ketika kita memikirkan sesuatu (positif atau negatif) terus menerus,
artinya kita sedang mengarahkan energi vibrasi kita ke sana. Oleh karena
sifat pikiran kita yang luar biasa, energi tersebut mulai berkumpul
untuk akhirnya mewujudkan (menarik) sesuatu yang sesuai dengan fokus
pikiran kita.
Quantum Ikhlas
Kebanyakan orang meyakini bahwa dalam hidup ini ia harus berjuang
meraih keinginannya dengan berusaha keras, membanting tulang hingga
tetes darah penghabisan. Tuntunan agama menjanjikan berbagai kemudahan
atau kesuksesan akan datang menghampiri jika dalam ikhtiarnya manusia
berhasil bersyukur, menikmati prosesnya, dan menyerahkan seluruh urusan
dan kepentingan hanya kepada Tuhan. Inilah kompetensi ikhlas.
Ikhlas sebagai keterampilan atau skilI, yang lebih bercirikan silent operation dari
pikiran dan perasaan yang ”tak tampak” memiliki kekuatan yang sangat
dahsyat. Ikhlas bukan hanya diucapkan di bibir atau dipikirkan di
kepala, melainkan keterampilan unutk menciptakan ”peristiwa keikhlasan”
di dasar hati yang terdalam.
Nasib seseorang mencerminkan karakternya. Sementara karakter itu
berasal dari semua kebiasaan serta tindakannya. Dan tindakannya berasal
dari pikirannya yang bermuara dari perasaannya. Nasib, karakter,
kebiasaan dan tindakan adalah sesuatu ”yang tampak”. Sementara pikiran
dan perasaan adalah energi kuantum ”yang tak tampak”. Dan kenyataan
kuantum ini mengatakan bahwa kita bisa ”mengatur” perasaan untuk
mengubah nasib kita.
Di dalam buku terbarunya, The Spees of Trust, Stephen M.R.
Covey menuliskan : untuk meraih tujuan hidup pribadi dan bahkan di dunia
korporat ”tidak ada sesuatu yang bisa melebihi kecepatan trust”.
Memang benar, sifat percaya kepada orang lain berasal dari rasa
percaya terhadap diri sendiri dan Tuhan adalah salah satu unsur utama
ikhlas. Sehingga aplikasinya tentu akan mengaktivasi gerakan kuantum
yang memiliki daya dorong, daya pukul, dan tenaga yang sangat dahsyat
menuju tercapainya tujuan secara cepat. Kita mungkin pernah melihat
disekitar kita, ada beberapa orang yang terampil menerapkan sikap
ikhlas dalam hidupnya. Kita mendengar keajaiban yang mereka alami dalam
lingkungan sosial dan keluarganya, keberuntungan yang mereka temukan
dalam bisnis dan berbagai hal lain yang sepertinya tak masuk akal. Tapi
semua itu bisa dimengerti, karena begitu kita mengikhlaskan sesuatu,
maka kita telah menyerahkan hal itu kepada Yang Maha Kuasa sehingga
kecerdasan Tuhanlah yang bekerja pada diri kita dengan mekanisme yang
sulit dipahami oleh pikiran manusia.
Metode quantum ikhlas merupakan suatu metode menata (memanajemen)
gelombang pikiran (otak) dan jantung (hati) untuk mencapai keberhasilan
dan kesuksesan hidup yang optimal.
Gelombang otak dapat dibagi menjadi :
- Beta (14 – 100 Hz). Dalam frekuensi ini seseorang sedang dalam kondisi terjaga atau sadar penuh dan didominasi oleh logika. Di kondisi ini otak kiri aktif digunakan untuk berfikir dan kosentrasi sehingga merangsang otak untuk mengeluarkan hormon kortisol dan norefinefrin yang menyebabkan cemas, khawatir, marah dan stress.
- Alfa (8 – 13, 9 hz). Orang yang sedang rileks, melamun, atau berkhayal gelombang otaknya berada dalam kondisi ini. Dalam kondisi alpha otak memproduksi hormon serotin dan endorfin yang menyebabkan seseorang merasa nyaman, tenang dan bahagia. Hormon ini membuat imunitas tubuh meningkat, pembuluh darah terbuka lebar, detak jantung stabil dan kapasitas indra kita meningkat. Kondisi inilah kita dapat merasakan rasa ikhlas yang membuka akses menuju realitas kuantum
- Theta (4-7,9 Hz). Pada frekuensi ini pikiran menjadi sangat kreatif dan inspiratif. Seseorang yang berada dalam gelombang ini berada dalam kondisi khusyuk, relaks yang dalam, ikhlas, pikiran sangat hening dan intuisi muncul. Hal ini dikarenakan otak mengeluarkan hormon melatonin, catecholamine dan AVP (arginine-vasopressin). Di gelombang ini akses ke realitas kuantum akan terasa semakin nyata.
- Delta (0,1 – 3,9 Hz). Frekuensi ini memancar saat seseorang tertidur pulas tanpa mimpi, tidak sadar dan tidak berfikir. Di gelombang ini otak mengeluarkan HGH (human Growth Hormon/ hormon pertumbuhan) yang bisa membuat sesorang awet muda. Bila sesorang tidur dalam keaadaaan Delta yang stabil, kualitas tidurnya sangat tinggi, meski hanya tidur beberapa menit, ia akan bangun dengan tubuh tetap merasa segar.
Kehidupan kita ditentukan oleh pikiran dan perasaan. Pikiran dibagi
pada pikiran sadar dan bawah sadar. Pikiran sadar menyumbang 12 % dari
kekuatan pikiran kita, sedangkan sisanya 88 % kekuatan pikiran adalah
dari pikiran bawah sadar. Pikiran sadar diasosiasikan dengan gelombang
Beta. Dan bawah sadar diasosiasikan dengan gelombang alfa dan theta.
Sayangnya, kita tidak terampil untuk menggunakan kekuatan bawah sadar
kita. Betapa tidak, setiap hari kita hanya bergerak di dalam gelombang
Beta (bangun tidur langsung berfikir tentang rencana kerja hari ini,
kemudian bekerja dan menjalankan aktivitas harian) dan Delta (pulang
kerja merasa lelah, mengantuk dan akhirnya tertidur) tanpa melalui Alfa
dan Theta.
Kesuksesan kita untuk melakukan perubahan sangat ditentukan oleh
kualitas frekuensi otak alfa dan theta kita. Karena dalam kondisi
gelombang ini kita bisa membuka akses kekuatan bawah sadar yaitu
kekuatan hati (perasaan) kita. Dan saat terbuka itulah kita bisa
memasukkan program-program kita yaitu niat dan doa-doa kita. Karenanya
semakin pandai kita masuk ke alfa dan theta semakin mudah pula hidup
kita. Kemudahan dalam urusan bisnis dan karier, percepatan proses
belajar, penyembuhan diri sendiri, hubungan baik dengan semua orang
termasuk mengamalkan perintah agama untuk meraih ketenangan. Inilah
mekanisme keikhlasan yang terjadi.
Semua artikelnya sangat bermanfaat pak 👍
BalasHapusia frans, thanks udah mampir
Hapus